Ayah Aisya

Kosong, sepi dan hampa seperti itulah yang terasa dalam hidup.

Kekosongan ini bukanlah karena belum kutemukan sosok pendamping hidup yang bisa menemaniku.

Seperti apa yang sering dipikirkan para remaja, mereka berpikir hidup menjadi terasa
bahagia bila kita telah ditemani oleh pasangan hidup kita. Bukan!!

Bukan! Bukanlah seperti anak kecil yang bosan karena tidak mempunyai teman yang bisa
diajak bermain.

Telah ku coba mencari teman yang dapat kuajak berbagi, hingga sebanyak-banyaknya, ramai memang, namun kurasakan kegundahan ketika bersama mereka.

Aku merasa, aku telah kehilangan diriku, seolah mata hati berbicara dan berteriak, “Bukan! Bukan kebahagiaan seperti ini yang hendak engkau cari, tetaplah menjadi diri kamu sendiri!”

Namun ketika kutanya “lalu,seperti apa?”, hatiku menggeleng tak menemukan jawabannya.

Roda waktu terus berputar menggilas kehidupan. Rasa gundah karena kehampaan ini tak mampu berpacu dengan waktu, tergilas hingga meninggalkan bekas luka yang tersayat.

Dulu, aku hampir aku temukan kebahagiaan itu, hampir. Dalam hati, sebenarnya aku mengetahui bahwa kebahagiaanku hanya terpancar ketika menghadap Wajah-Mu. Entah dengan orang lain…..

Namun seiring dengan fase kehidupan yang terus berganti dan berlanjut, kebahagiaan tersebut seperti sirna sekarang..

Hanya meninggalkan kenangan yang tak berujung pangkal. Entahlah…..semoga aku mampu kembali menemukan kebahagiaan tersebut kembali.