Ayah Aisya

Penulis awali dengan kisah seorang kekasih Tuhan bernama Muhammad. Dikisahkan Muhammad memiliki kebiasaan memberi makan seorang wanita Yahudi yang buta dan tua renta yang kehilangan keluarganya yang akhirnya menjadi tuna wisma di pojokan sebuah pasar. Setiap sore, Muhammad senantiasa mengunjungi wanita tersebut dan memberinya makan dengan cara menyuapinya. Padahal setiap hari, diceritakan setiap kali orang mendekati nenek buta tersebut, nenek tersebut selalu berteriak dan memaki nama Muhammad dan mengatainya sebagai seorang tukang sihir, "jangan percaya dengan omongan Muhammad, jangan dekati dia, karena dia adalah seorang tukang sihir" begitulah serunya pada setiap orang yang melintas didekatnya. Muhammad memang seorang utusan yang ditugasi Tuhan untuk menyebarkan ajaran agar manusia senantiasa menyembah Tuhan dan bukan berhala buatan manusia dan mengasihi sesama manusia, sehingga banyak orang yang memusuhi dan banyak pula yang menjadi pengikutnya. Kebiasaan Muhammad tersebut terus dilakukannya hingga ia wafat mendahului wanita tua tersebut.
Suatu ketika seorang sahabat Muhammad berkata pada istri Muhammad, "beritahukan aku kebiasaan apa yang Muhammad lakukan tapi belum aku lakukan?", kemudian istri Muhammad menceritakan perihal wanita tua tersebut. Sahabat tersebut kemudian melakukan apa yang Muhammad biasa lakukan tersebut, hingga berkatalah sang nenek,"kamu bukanlah orang yang biasa memberiku makan". Sahabat tersebut bertanya,"Mengapa kamu berkata demikian?" sang nenek buta menjawab, "karena orang yang biasa memberiku makan, menyuapiku dengan kasih sayang sehingga aku bisa tahu setiap kali ia datang. Dimana orang itu sekarang?" sahabat tersebut menjawab sambil menangis,"orang tersebut telah meninggalkan kita selama-lamanya". Kemudian ikut menangislah nenek tersebut dan bertanya,"siapa nama pemuda itu?" sahabat menjawab,"dia adalah Muhammad", maka bertambah keraslah tangisan si nenek buta tersebut.
Sepenggal kisah diatas mencerminkan sebuah kepribadian yang luar biasa yang ditunjukkan oleh seorang manusia. Bagaimana ia senantiasa memberi kasih sayang kepada manusia lainnya tanpa memperdulikan apakah ia musuh ataukah kawan, ia benci ataukah cinta kepada dirinya. Semua manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan oleh-Nya agar saling menyayangi dan mengasihi di atas muka bumi ini. Kita boleh membenci sifat manusia, namun tidak boleh membenci manusianya sendiri. Kita boleh membenci sifat jahat, sifat sombong dan congkak, ataukah sifat negatif lainnya yang dilakukan oleh seseorang karena hal tersebut dalam rangka mengingkari kejahatan dan menyebarkan kebaikan. Alangkah lebih baiknya apabila seseorang dapat mengembalikan orang lain pada sebuah jalan yang benar dan seharusnya, karena itulah bentuk pertolongan kita pada orang yang berkonflik dengan kita.
Kekuatan kebaikan terhadap sesama, terkadang juga mampu membantu kita dalam meraih tujuan yang kita harapkan, sebagaimana kelanjutan dari cerita diatas yang menjadikan nenek tua yang benci kepada Muhammad tersebut akhirnya menjadi salah seorang pengikut Muhammad.